Jumat, 24 Juli 2015

Menjadi CEO dibawah 30 th



7 How's to Become CEO Under 30
Senin, 14 Juli 2015


Oleh Tim AndrieWongso
Kata siapa orang muda tidak mungkin bisa jadi pemimpin perusahaan? Sudah banyak buktinya, dan ini bukan karena faktor luck saja. Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan, jika Anda ingin mengikuti jejak menjadi CEO sebelum usia 30 tahun.

1. Lingkungan yang tepat: Salah satu kunci rahasia kesuksesan Danny Waters yang baru berusia 25 tahun saat menjabat sebagai CEO Enterprise Finance adalah menemukan industri atau perusahaan di mana orang-orang di dalamnya respect dengan apa yang berhasil dikerjakan, bukan karena umur. Dan yang paling penting, Anda menikmati apa yang sedang Anda kerjakan, dengan begitu pintu kesuksesan pasti terbuka lebar.

2. Ambil risiko: Mumpung masih muda, dan konsekuensi kalau sampai gagal masih relatif kecil, jadikan hal ini sebagai kesempatan untuk jadi lebih berani. Karena rata-rata kita yang ada di usia muda belum banyak tanggung jawab yang harus dipikul dibanding sama mereka yang usianya lebih dewasa atau sudah ada tanggungan keluarga. Ini juga salah satu rahasia kesuksesan dari Jonathan Samuels yang berhasil jadi CEO Dragonfly Property Finance di usia 28 tahun.
3. Bangun tim untuk menutupi kekurangan: Seorang eksekutif senior sekalipun pasti butuh orang-orang yang bisa memberikan nasihat, pendapat dan arahan, terutama untuk hal-hal di luar keahliannya. CEO muda perlu punya tim yang mampu menutupi kekurangan serta berjaga menghindari kesalahan serius. Kurangnya pengalaman bisa jadi konsekuensi yang sangat membahayakan: mulai dari merekrut orang yang salah, menghabiskan terlalu banyak uang, terjebak dengan ketentuan kontrak yang buruk, atau melanggar hukum karena kurang paham.

Mark Zuckerberg di Facebook lebih banyak fokus pada produk. Kekurangannya soal orientasi bisnis tertutupi dengan merekrut Sheryl Sandberg. Kombinasi keahlian yang saling melengkapi itu mampu diselaraskan untuk mencapai tujuan perusahaan menjadi besar.

Larry Page dan Sergey Brin (pendiri Google, keduanya masih berusia 25 tahun saat itu) sampai merekrut Eric Schmidt yang telah berpengalaman di dunia bisnis. Membangun tim yang solid dari berbagai bidang pengalaman akan membantu Anda sebagai CEO muda untuk menjalankan bisnis dengan sukses.
4. Hadapi investor: Usia muda umumnya minim pengalaman. Hal ini bisa jadi batu sandungan saat berhadapan dengan investor. Umumnya investor tidak mau menanamkan modal ke perusahaan yang dikelola oleh orang miskin pengalaman. Salah satu cara mengatasi hambatan ini adalah dengan merekrut orang-orang yang lebih pengalaman untuk menjadi bagian dari tim. Namun Anda tetap memegang kontrol perusahaan.
5. Buktikan Diri Anda: Meski usia tergolong muda, jika Anda bisa membuktikan dengan cepat bahwa Anda menguasai apa yang kamu kerjakan, pada akhirnya orang-orang akan respek, termasuk investor dan senior.
6. Rendah hati: Pemimpin harus transparan dan rendah hati—mau mengakui serta merangkul ide-ide yang lebih baik yang diungkapkan oleh orang lain. Orang yang rendah hati akan selalu mendengarkan dan mau belajar dari orang lain. Mereka akan memposisikan diri di belakang ketika seseorang lebih mampu untuk memecahkan masalah daripada dirinya. Untuk menjadi CEO muda yang sukses, jaga visi dan semangat Anda; pastikan semuanya benar-benar selaras dengan hasil bisnis yang diinginkan.
7. Passion: Miliki cita-cita yang “lebih” (lebih tinggi, lebih detail, dan lainnya) daripada orang lain di sekitar Anda. Passion akan jadi nilai ekstra ketika orang-orang meragukan kredibilitas atau ketajaman naluri karena usia Anda. Passion yang membara juga akan membantu di saat Anda berada jatuh, serta menjadi pendorong terbesar untuk segera bangkit dan mencoba lagi.
Banyak CEO muda dari Indonesia. Andrew Darwis yang mulai mendirikan Kaskus di usia 20 tahun, Ferry Unardi memulai bisnis Traveloka di usia 23 tahun, dan masih banyak lagi. Pengusaha muda memiliki banyak kelebihan untuk dapat menyempurnakan kesuksesannya. Memulai usaha terbaik sedini mungkin akan membuat kesuksesan lebih bertahan lama. Jadi tunggu apalagi?
http://www.andriewongso.com dikunjungi 14 Juli 2015

Rabu, 22 Juli 2015

Warisan KAOS KAKI SOBEK


Al-Kisah seorang kaya raya sedang sakit parah..menjelang ajal menjemput dikumpulkanlah anak-anak tercintanya...
Beliau berwasiat:
Anak-anakku...jika ayah sudah dipanggil yang Maha Kuasa, ada permintaan ayah kepada kalian "tolong di pakaikan kaos kaki kesayangan ayah, walaupun kaos kaki itu sudah robek, ayah ingin pake barang kesayangan semasa bekerja di kantor ayah dan minta kenangan kaos kaki itu dipake bila ayah dikubur nanti.
Singkat cerita Akhirnya sang Ayah meninggal dunia.Saat mengurus Jenazah dan saat mengkafani, anak-anaknya minta ke pak modin untuk memakaikan kaus kaki yg robek itu sesuai wasiat ayahnya.  Akan tetapi pak modin menolaknya: "maaf secara syariat hanya 2 lembar kain putih saja yang di perbolehkan dipakaikan kepada mayat..". Terjadi diskusi panas antara anak-anak yg ingin memakaikan kaos kaki robek dan pak modin yg juga ustad yg melarangnya.
Karena tidak ada titik temu dipanggilah penasihat keluarga sekaligus notaris. Beliau menyampaikan: "sebelum meninggal bapak menitipkan surat wasiat,ayo kita buka bersama-sama siapa tahu ada petunjuk.." Maka dibukalah surat wasiat alm milyader buat anak-anaknya yg di titipkan kepada Notaris tersebut.
Ini bunyinya: "Anak-anakku pasti sekarang kalian sedang bingung, karena dilarang memakaikan kaus kaki robek kepada mayat ayah...lihatlah anak anakku padahal harta ayah banyak, uang berlimpah, beberapa mobil mewah, tanah dan sawah di-mana-mana rumah mewah banyak..tetapi tidak ada artinya ketika ayah sudah mati.
Bahkan kaus kaki robek saja tidak boleh dibawa mati.
Begitu tidak berartinya dunia, kecuali amal ibadah kita, sedekah kita yg ikhlas. Doa dari anak2nya. Anak-anakku inilah yg ingin ayah sampaikan agar kalian tidak tertipu dg dunia yg sementara. Salam sayang dari Ayah yang ingin kalian menjadikan dunia sebagai jalan menuju Allah....
Subhanallah, Semoga kejadian ini dapat mengingatkan kita semua.

Selasa, 21 Juli 2015

Kereta Kehidupan