Masjid Nurbuat, Perpaduan Etnik di Tengah Modernitas
Masjid
Nurbuat Keraton Kanoman Cirebon (kemenag.go.id)
Masjid ini
memadukan dua gaya arsitektur, Jawa dan Tiongkok.
Dream - Bisa
dibilang Masjid Nurbuat bukan situs keagamaan yang berusia tua di Cirebon.
Masjid ini memang dibangun pada tahun 2000, atau masuk era modern. Dibandingkan
dengan dua masjid tua di lingkungan Keraton Cirebon, yaitu Masjid Kasepuhan dan
Masjid Kanoman, usia Masjid Nurbuat terpaut jauh. Tetapi, masjid ini punya
keunikan sendiri. masjid ini dibangun menggunakan gaya arsitektur Jawa dan
Tiongkok.
Masjid yang kerap disebut sebagai 'Masjid Bata Merah'
ini dibangun di atas tanah wakaf milik Keraton Kanoman seluas 5.000 meter
persegi. Julukan 'Bata Merah' disematkan pada masjid yang terletak di Kelurahan
Kedung Menjangan, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon ini lantaran bangunan ini
didominasi bata merah. Pendiri masjid ini, Rokhim, mengatakan masjid ini
awalnya merupakan musala. Pada tahun 2010, musala ini dipugar dan diperluas
hingga menjadi masjid. Di bagian luar masjid ini berdiri sebuah menara.
Bentuknya unik, memiliki atap menumpuk sebanyak sembilan susun. Hal ini
dimaksudkan sebagai perlambangan Wali Songo. Sembilan wali penyebar agama Islam
di tanah Jawa. "Anehnya, selama pembangunan masjid ini dan dijadikan
tempat salat, yang bertahan ikut serta selalu sembilan orang sampai rampung.
Kalau ada 10 orang, pasti satu orang mengundurkan diri. Wallahu a’lam kenapa
begitu," ujar Rokhim, dikutip Dream.co.id dari laman kemenag.go.id,
Minggu, 26 Juli 2015. Masuk ke dalam, terdapat 17 tiang berdiri kokoh menopang
langit-langit. Tiang-tiang tersebut menandakan rakaat dalam salat wajib lima
waktu. Secara keseluruhan, bangunan ini hanya memiliki dua warna, merah dan
putih. Warna merah mendominasi bagian luar, sementara putih memenuhi setiap
ruangan di dalam masjid.
Masjid ini kini menjadi salah satu daya tarik Kota
Cirebon. Banyak pengunjung menyempatkan diri berkunjung ke masjid ini untuk
beribadah maupun istirahat.
Sumber: http://www.dream.co.id/jejak/masjid-nurbuat-perpaduan-etnik-di-tengah-era-modern-1507241.html